lambang PAB |
Sejarah dan Perkembangan Perkumpulan Amal Bakti (PAB)
1. Kelahiran PAB
A. Latar Belakang
Masyarakat perkebunan dan desa-desa pada umumnya (khususnya Klumpang) merupakan masyarakat tradisional yang masih agak terbelakang. Tingkat pendidikan dan perekonomian yang lemah menimbulkan mutu hidup yang mengkhawatirkan. Karenanya pada tangggal 01 Januari 1956 didirikan Perkumpulan Amal Bakti (PAB) yang dimotori oleh sekelompok pemuka masyarakat/guru agama kebun waktu itu antara lain : Al Ustadz H.M. Dahlan Fauzy, Bapak H. Mu’min, Bapak M. Yatim. Poniman, M. Sidik, dan lain-lain pemuka masyarakat kebun Klumpang (saat itu dikelola oleh Perusahaan Vereenigde Deli Maatschappy (VDM) milik Belanda sebelum dinasionalisasikan oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958.
Langkah mereka juga didorong keprihatinan melihat kondisi kesadaran masyarakat kebun akibat kurangya kesadaran akan pentingnya pendidikan sosial dan agama yang ditandai dengan maraknya perjudian, mabuk-mabukan dan penyakit masyarakat lainnya.
Khittah PAB pada awal berdiri adalah : berusaha meningkatkan dan mencerdaskan anak-anak perkebunan dan kampung-kampung/Desa desa sekitarnya. Jadi tahap awal pendirian PAB merupakan langkah nyata dalam mem perbaiki harkat dan martabat ummat, khususnya masyarakat perkebunan yang terlalu lama diperas laksana kuli (kontrak), terbodohkan sebagai akibat penjajahan kolonialis Belanda selama sekitar 350 tahun. Kesadaran pendiri-pendiri PAB merupakan modal ibadah sosial yang sangat bermanfaat/membangun hari esok yang lebih bermartabat.
B. Kegiatan PAB
Seluruh kegiatan PAB diorganisir dalam bentuk organisasi yang teratur dengan kepengurusan yang tetap.
Kegiatan-kegiatan pertama dibidang pendidikan agama diwakili dengan pembukaan madrasah Diniyah Amal Bakti, saat itu disebut Madrasah Islam Amal Bakti (MIAB), pembukaan SMP yang pertama di Perkebunan Tembakau Deli pada tahun 1957 dan juga membuka PGAP tahun 1958, serta kursus-kursus yang telah diasuh oleh guru-guru/kader muda PAB antara lain : Bapak Mahiddin Esmuda, Drs. Muslimin, Sariman, A. Suwarto, Kun Atmono, Aby Sofyan. AM, Kliwon Jailani, M. Syahlan, A. Malik Simuda, A. Rivai Sayuti dan lain-lain.
Sejak saat itu usaha kegiatan-kegiatan pendidikan dan dakwah PAB mulai diperhatikan oleh pemuka-pemuka masyarakat perkebunan/desa disekitar Klumpang serta di kebun-kebun Tembakau Deli Lainnya.
2. Perluasan Kegiatan
Selanjutnya pada tahun 1958 PAB mulai tersebar dan di Helvetia didirikan sekolah SD PAB yang pertama tahun 1959 (saat ini SD PAB 4 Manunggal).
Baca Juga : Vidio Kelas Religi SMA PAB 11
Disamping terus berkembangnya madrasah-madrasah di kebun lainnya, juga perkembangan sekolah umum PAB menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan, hal ini didorong oleh factor-faktor antara lain :
a. Kesadaran masyarakat/tokoh-tokoh pimpinan perkebunan terhadap peran urgensi pendidikan
b. Bahwa sikap apatis (pasrah) selama ini telah berubah kearah sikap yang dinamis
c. Usaha tidak kenal lelah dari pada pengurus PAB
d. Bantuan perkebunan baik dalam sarana fisik, tenaga guru dan bantuan-bantuan lainnya.
Dari rentetan sejarah diatas, dapat disimpulkan bahwa klumpang layaknya Mekkahnya PAB, sedangkan Helvetia sebagai Madinahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar