Pembelajaran berdiferensiasi adalah proses atau filosofi untuk pengajaran efektif dengan memberikan beragam cara untuk memahami informasi baru untuk semua siswa dalam komunitas ruang kelasnya yang beraneka ragam, termasuk cara untuk: mendapatkan konten; mengolah, membangun, atau menalar gagasan; dan mengembangkan produk pembelajaran dan ukuran penilaian sehingga semua siswa di dalam suatu ruang kelas yang memiliki latar belakang kemampuan beragam bisa belajar dengan efektif. Proses mendiferensiasikan pelajaran dilakukan untuk menjawab kebutuhan, gaya, atau minat belajar dari masing-masing siswa.
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan suatu cara berpikir yang sangat penting tentang proses pembelajaran pada abad ke-21 ini. Diferensiasi adalah praktik menyesuaikan kurikulum, strategi mengajar, strategi penilaian, dan lingkungan kelas dengan kebutuhan semua siswa. Kelas yang berdiferensiasi memberikan jalur yang berbeda bagi siswa untuk mendapatkan isi, untuk memproses informasi dan ide-ide, serta untuk mengembangkan produk/hasil belajar yang menunjukkan sejauh mana pemahaman yang diperoleh siswa. Praktik pembelajaran selama ini kurang mengakomodir perbedaan yang dimiliki oleh peserta didik. Padahal, secara alamiah setiap individu adalah khas (unik). Setiap individu memiliki kekhasan sendiri. Oleh karena itu, sudah seyogyanya pendidik memfasilitasi perbedaan-perbedaan individu (peserta didik) tersebut dalam pembelajaran. Berbagai macam perbedaan dimiliki oleh peserta didik di sekolah, di antaranya: jenis kelamin, budaya, tingkat kognitif, kemampuan, inteligensi, gaya belajar, bahasa, dan minat. Dengan menyadari adanya perbedaan-perbedaan tersebut, Dewey (1983) menggagas pendekatan yang disebut pembelajaran berdiferensiasi. Ada dua kerangka kerja pembelajaran berdiferensiasi yang paling popular, yaitu kerangka kerja menurut Tomlinson dan kerangka kerja menurut Dogde (Arends, 2010).
ilustrasi gambar |
Baca Juga : Dilema VS Bujukan
Kedua kerangka kerja tersebut memiliki persamaan yaitu sama-sama memulai dari pentingnya memahami siswa. Tomlinson mendeskripsikan ada enam kerangka kerja dalam diferensiasi, yaitu:
1. Memperhatikan kesiapan akademik siswa.
2. Minat siswa
3. Gaya belajar siswa harus dijadikan acuan untuk merencanakan aktivitas belajar siswa,
4. Meminta para guru untuk memberikan strategi jamak/beragam untuk mengorganisasikan dan membedakan isi (kurikulum).
5. Proses (pembelajaran)
6. Produk (penilaian) demi mengakomodir tingkat kesiapan, perbedaan minat, dan perbedaan gaya belajar siswa.
Untuk melaksanakan proses belajar mengajar yang efektif di kelas diferensiasi, beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Merencanakan kelas berdirensiasi Dalam merencanakan kelas berdiferensiasi, ada tiga aspek yang sangat penting, yakni:
a. Mengklarifikasi materi,
b. Mendiagnosa kesiapan siswa, dan
c. Mendesain pengalaman belajar yang bervariasi.
2. Mengatur kelas berdiferensiasi. Beberapa ahli merekomendasikan para guru agar mengembangkan ‘template’ untuk mengatur tugas siswa.
3. Penilaian dalam kelas berdiferensiasi. Penilaian dalam kelas berdiferensiasi bersifat tanpa henti dan merupakan bagian yang terpadu dengan pembelajaran. Langkah awal penilaian adalah mengumpulkan informasi diagnostik untuk mengembangkan profil belajar siswa dan untuk mengetahui apa saja yang diketahui oleh siswa serta apa saja yang dapat dilakukan oleh siswa terhadap materi tertentu.
4. Peran guru dan siswa. Guru menjadi fasilitator dan pelatih, sedangkan siswa menjadi peserta yang aktif dalam proses belajar mereka sendiri. Siswa membuat pilihan berdasarkan minat dan pilihan belajar mereka, belajar sendiri, saling menjadi tutor sebaya, dan bekerja dalam kelompok kecil.
5. Lingkungan belajar. Lingkungan kelas berdiferensiasi memiliki banyak sekali jenis aktivitas belajar dan ragam situasi pengelompokan.
Guru hendaknya menerapkan strategi yang baik tepat dalam mengelola kelas berdiferensiasi. Beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran berdiferensiasi, yaitu
1. Mengembangkan profil siswa,
2. Memberikan materi dengan format bervariasi dan tingkat kesulitan berbeda,
3. Melihat proses kognitif yang merbeda,
4. Memberikan pilihan dalam kegiatan belajar dan penialaian,
5. Pembentukan kelompok kecil dan melakukan pengelompokkan yang fleksibel,
6. Menggunakan kontrak belajar,
7. Melakukan pemadatan kurikulum,
8. Menggunakan tutor sebaya, mentor, dan ahli,
9. Melihat kecerdasan jamak,
10. Mempertimbangkan gaya belajar dan pilihan siswa,
11. Melakukan eksplorasi ‘cubing’,
12. Mengatur kelas berpusat pada minat belajar,
13. Menggunakan strategi pembelajaran berkelompok dan pembelajaran berbasis masalah, dan
14. Merancang tugas-tugas berjenjang.
Ada tiga tantangan yang dihadapi guru ketika mereka berjuang untuk mewujudkan kelas berdiferensiasi, yaitu
1. Menjembatani dilema diferensiasi versus standarisasi,
2. Mengatur waktu, dan
3. Mengakses sumber-sumber yang bervariasi. Untuk dapat mengatasi tantangan tersebut, terlebih dahulu diperlukan perubahan paradigma pada diri guru dalam memandang siswa, dari anggapan bahwa siswa itu seragam menuju anggapan bahwa siswa itu beragam.
Keren
BalasHapusTerima kasih
HapusSetuju, seharusnya pembelajaran berdiferensiasi sudah diterapkan secara menyeluruh
BalasHapusYups, benar sekali. karena gaya belajar anak-anak selalu berbeda dan berbeda
HapusAlhamdulillah...
BalasHapusSetelah membaca tulisan pak Fauzi.
Sepertinya saya sebagai guru perlu ekstra belajar untuk lebih kreatif untuk mengajar anak belajar. Sehingga anak lebih aktif dalam belajar (Suhaini)
Saling belajar dan terus belajar kita ya Bu, Pembelajar sepanjang hayat
HapusSemangat untuk bermotivasi
BalasHapusSemangat dan terus semangat
HapusSetelah membaca dan memahami tulisan ini,saya sebagai siswa sangat menyarankan jika pembelajaran secara efektif ini diterapkan kepada seluruh siswa terutama untuk siswa yang malas belajar,dengan pembelajaran efektif mungkin siswa siswa yang malas belajar akan termotivasi dan menjadi semangat untuk belajar serta tidak lagi bermalas malasan
BalasHapusTerimakasih Sri, Semoga kelas yang menyenangkan itu terus ada di kelas kalian ya
HapusSemangat pak Fauji😁
BalasHapusTerima Kasih, Aamiin
HapusMembaca artikel ini menambah ilmu pengetahuan saya dan saya jadi paham akan pembelajaran berdiferensiasi
BalasHapusAlhamdulillah, semoga tulisan ini dapat menebarkan kebaikan dan menambah ilmu orang banyak
Hapus