Kelas Yang Didambakan

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budia atau akal), diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia. Budaya juga diartikan sebagai suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Wujud kebudayaan menurut J.J. Hoenigman dibedakan menjadi tiga yaitu : gagasan, aktivitas, dan artefak.

Budaya yang sudah mengakar, terkadang sulit merubahnya. Hal itu membuat adrenalin Saya tertantang. Tidak ada kata menyerah dalam kamus Saya untuk berbuat dan menciptakan perubahan tersebut. Pahami terlebih dahulu budaya yang ada di sekolah. Bagaimana budaya positif yang ada di sekolah membentuk karakter murid, guru, dan bahkan visi dan misi dalam sekolah itu sendiri. Banyak dari kita yang mungkin menemukan bahwa budaya positif di sekolah seringkali masih diabaikan, padahal banyak diantara kita juga memahami bahwa dengan memelihara budaya sekolah yang positif, maka tidak hanya visi dan misi sekolah saja yang bisa terwujud, melainkan juga tujuan pendidikan di Indonesia.

Budaya sekolah yang positif menjadi tempat bagi para guru, murid, serta setiap lapisan komponen sekolah untuk merasakan atmosfer positif yang membangun dan memperkuat karakter. Ketika sekolah sudah memiliki budaya positif dengan menerapkan disiplin positif, guru akan bersemangat untuk bekerja, karena mereka melihat gambaran yang lebih besar dan murid berada dalam posisi yang lebih baik (secara mental dan emosional) untuk belajar. Untuk menciptakan budaya  positif di sekolah, maka dimulai dari kelas. Mengapa mesti budaya tersebut berawal dari kelas? Jawabnya, karena dari kelas-kelas yang cakupannya kecil lah tercipta kesepakatan antara guru dan murid. Kesepakatan kelas tersebut dibuat berdasarkan keinginan dari murid, yang dimana menerapkan konsep merdeka belajar. Dari hal yang kecil, dari kesepakatan kelas tersebut akan mengimbas ke cakupan yang besar yaitu terciptanya budaya sekolah yang positif.


gambar hanya ilustrasi


Kesepakatan kelas yang efektif dapat membantu dalam pembentukan budaya disiplin positif di kelas. Hal ini juga dapat membantu proses belajar mengajar yang lebih mudah dan tidak menekan. Kesepakatan kelas berisi beberapa aturan untuk membantu guru dan murid bekerja bersama membentuk kegiatan belajar mengajar yang efektif. Kesepakatan kelas tidak hanya berisi harapan guru terhadap murid, tapi juga harapan murid terhadap pengajar. Kesepakatan disusun dan dikembangkan bersama-sama antara guru dan murid.

Baca juga   : Pemimpin Pembelajaran Ideal 

Nah, itu merupakan gambaran penjelasan tentang keterkaitan antara budaya positif yang ada di sekolah dengan kesepakatan kelas. Kesepakatan kelas yang akan Saya buat bersama murid-murid yaitu kesepakatan kelas yang akan kami terapkan ketika awal masuk sekolah setelah libur panjang. Dimulai dari mengenalkan apa itu budaya positif  dan juga keterkaitan dengan kesepakatan kelas. Lalu menanyakan kepada murid-murid, apa masalah yang dihadapinya saat berada di kelas dan kelas seperti apa yang membuat dia nyaman?. Dari pertanyaan tersebut, Saya menggali ide dari seluruh murid untuk menciptakan kelas impian mereka dan mengambil kesimpulan lalu mengubah ide tersebut menjadi kesapakatan kelas. Contohnya : Kami guru dan murid mengawali dan mengakhiri kegiatan belajar mengajar dengan berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Setelah kesepakatan kelas disepakati dan sudah mengakomodir semua keinginan siswa, maka jangan lupa dibubuhi tanda tangan di bawah kesepakatan tersebut.  

Lihat kesepakatan kelas kembali, jika dalam perjalanan penerapannya masih ada murid yang melanggar, maka evaluasi itu penting dilakukan. Oiya, jangan beri hukuman jika murid tersebut melakukan pelanggaran, karena hukuman akan menyakiti mereka dan melukai mereka secara batin. Ganti hukuman dengan konsekuensi dan perlakukan mereka secara manusiawi. Tujuan pendidikan yang berlandaskan pada karakter sangatlah penting untuk membangun fondasi dalam pembelajaran seumur hidup dan juga untuk mengembangkan nilai-nilai personal dalam berkontribusi di kehidupan global.


Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kuliah Umum Pembelajaran Berbasis TIK (Pembatik) Level 4

Kuliah Umum Pembelajaran Berbasis TIK (Pembatik) Level 4
BERBAGI DAN BERKOLABORASI BELAJAR BERSAMA RUMAH BELAJAR

WEBINAR RUMAH BELAJAR

WEBINAR RUMAH BELAJAR
BERGERAK MAJU BERSAMA RUMAH BELAJAR 04 NOV 2021 PKL 14.00-16.00

WEBINAR PAKKEMA RUMBEL

WEBINAR PAKKEMA RUMBEL
JANGAN LUPA SAHABAT 03 NOVEMBER 2021 PUKUL 13.30-15.30

Logo Pembatik

Logo Pembatik
Level 4 Pasti Bisa ditaklukkan

KELOMPOK 4 SRB TAHUN 2021

KELOMPOK 4 SRB TAHUN 2021
PAKKEMA RUMBEL (Pembelajaran Aktif Kreatif Menyenangkan Bersama Rumah Belajar)

SIR FAUJI-Sahabat Rumah Belajar

SIR FAUJI-Sahabat Rumah Belajar
Download segera Aolikasi Rumah Belajar di play store dan daftar dengan akun belajar.id

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Mengenai Saya

Foto saya
Muhammad Fauji
Saya adalah sosok pribadi yang ramah, terbuka dan suka sekali bersosialisasi. Menurut Saya ketika kita bersosialisasi dan bertemu banyak orang serta banyak bertanya maka kita akan mendapatkan hal-hal yang baru, pengalaman baru, ilmu yang baru serta memperbanyak teman. Dengan karakter Saya yang seperti itu Saya semakin luas dalam berfikir dan melihat sesuatu. Bagi Saya tidak ada kata rugi jika kita perbanyak pertemanan dan persaudaraan